Cegah Hepatitis Akut Misterius dengan PHBS

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara mengajak seluruh masyarakat Kota Bandung untuk membiasakan diri dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai langkah pencegahan penyakit hepatitis akut pada anak-anak di bawah usia 16 tahun yang telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO per 15 April 2022 lalu.

“Tidak perlu panik, tapi kita harus waspada. Hepatitis secara umum menular melalui mulut, maka pencegahannya dengan PBHS,” kata Ahyani pada agenda Bandung Menjawab, Rabu (11/05/2022).

Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel organ hati akibat infeksi virus/bakteri/protozoa, atau sejenisnya. Lazimnya, masyarakat Indonesia menyebut penyakit ini dengan istilah penyakit kuning atau penyakit liver. Saat ini ada lima varian hepatitis yang diketahui di dunia, yaitu Hepatitis A, B, C, D, dan E.

Sebelumnya, WHO mendapat laporan dari 12 negara terkait kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya sebab pada pasien pengidap hepatitis akut tersebut tidak ditemukan adanya virus hepatitis A, B, C, D, ataupun E sehingga penyebab penyakit hepatitis akut ini masih misterius.

“Kami mengajak kepada masyarakat, terutama para orang tua agar memperhatikan kebersihan makanan anak-anaknya. Kita perlu membiasakan anak-anak kita untuk mencuci tangan pakai sabun setiap sebelum dan sesudah beraktivitas, sebelum dan sesudah makan, tidak berbagi barang pribadi seperti alat makan dan sikat gigi, memastikan makanan yang dimakan itu bersih dan sehat, serta menjaga kebersihan dapur,” jelasnya.

Hepatitis akut memiliki gejala seperti penyakit hepatitis pada umumnya, gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice akut, yakni perubahan warna kulit menjadi kekuningan dan ganggaun pada saluran pencernaan (gastrointestinal) seperti nyeri perut, diare, muntah-muntah, lebih lanjut bisa terjadi penurunan kesadaran meski sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam. Ahyani mengimbau apabila warga merasakan gejala tersebut, segeralah memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan.

Sebagai upaya kewaspadaan, Dinas Kesehatan Kota Bandung berupaya untuk melalukan sosialisasi dan edukasi terkait penyakit ini melalui media massa, media sosial, serta mempersiapkan tatalaksana penanganan kasus di fasilitas kesehatan jika sewaktu-waktu ditemukan kasus, serta memperkuat upaya surveilans untuk menelusuri penyebab kasus tersebut. Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Bandung juga telah melakukan Program deteksi Dini Hepatitis B dan C pada Ibu hamil dan kelompok beresiko, sejak tahun 2017.

(Humas Dinas Kesehatan Kota Bandung)

Bagikan: