Sebanyak 220 bidan se-Kota Bandung mendeklarasikan gerakan Bandung Sayangi, Selamatkan Nyawa Ibu dan Anak (SALAMINA) melalui Satukan Langkah Mari Baca dan Manfaatkan Buku KIA (SALAM CANTIK) sebagai upaya menekan angka kematian ibu (AKI) dan bayi (AKB) pada acara Jambore Bidan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung, Kamis (21/11/2019) di Hotel G.H. Universal.
Dalam tiga tahun terakhir di Kota Bandung tercatat ada 30 kematian ibu pada tahun 2016, lalu turun ke angka 20 kematian pada 2017, dan naik kembali menjadi 29 kematian pada 2018 sampai Oktober 2019. Di samping itu, jumlah AKB di Kota Bandungpun tergolong tinggi, yakni mencapai angka 127 kematian pada tahun 2017 dan 113 kematian pada tahun 2018 sampai per Oktober 2019.
Tingkat AKI dan AKB di Kota Bandung masih sangat tinggi. Padahal AKI dan AKB bisa ditekan jika para ibu hamil rajin membaca buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan ini memerlukan peran para bidan, jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita pada pembukaan acara Jambore Bidan tersebut.
Selain itu, Rita juga mengajak para peserta jambore yang terdiri atas bidan puskesmas, bidan rumah sakit, bidan praktik mandiri, Ikatan Bidan Indonesia (IBI), dan para stakeholder yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan bayi untuk bersama-sama meningkatkan kinerja dan pelayanannya agar AKI dan AKB dapat diturunkan.
Berdasarkan penelitian Hellen Keller Indonesia, hanya 7,3% ibu hamil di Kota Bandung yang memanfaatkan buku KIA dari 439 ibu hamil yang disurvei.
Kota Bandung memiliki 1.055 bidan yang terdaftar di IBI. Jumlah tersebut dapat diberdayakan agar bisa menurunkan AKI dan AKB dengan cara memberikan informasi kesehatan melalui buku KIA serta melakukan pendampingan dan pemantauan pada ibu hamil secara rutin.
Saya yakin kita bisa bekerja sama untuk menurunkan AKI dan AKB kata Rita.
Selain itu, dukungan pasangan dan keluarga ibu hamil juga menjadi faktor penting untuk menurunkan AKI dan AKB. Hal ini disampaikan oleh Koordinator Divisi Tatanan Ketahanan Pangan dan Gizi Forum Bandung Sehat (FBS), Sofa Rahmannia pada acara tersebut.
Ibu hamil dan menyusui harus mendapatkan dukungan yang cukup dari lingkungan terdekatnya, terutama dalam memberikan ASI eksklusif. Saat ini Kota Bandung memiliki program Sadayana ASI Eksklusif (SAE) yang digagas Ketua FBS, Siti Muntamah untuk mendukung para ibu menyusui agar bayinya mendapatkan nutrisi yang cukup sehingga dapat menurunkan AKB dan mencetak generasi yang unggul.
Pengetahuan seputar ASI biasanya kurang diperhatikan oleh ibu hamil, padahal ibu hamil harus dipersiapkan supaya bisa memberikan ASI secara benar setelah melahirkan. Hal ini perlu disampaikan para bidan tidak hanya kepada ibu hamilnya tetapi juga pada keluarganya,†kata Sofa.
(Humas Dinas Kesehatan Kota Bandung)