Ummi: Gaspol Terus 100% ODF

Ketua Forum Bandung Sehat (FBS), Siti Muntamah Oded yang akrab disapa Ummi mengajak aparat kewilayahan dan sanitarian untuk terus gaspol menggenjot target Kota Bandung 100% ODF (Open Defecation Free) pada kegiatan Monitoring dan Evaluasi Kelurahan ODF Komitmen Bagi Kewilayahan dan Sanitarian Puskesmas Kota Bandung tahun 2021, Selasa (09/11/2021) di Hotel Prime Park.

“Kota Bandung ini punya PR besar, yaitu belum ODF 100% dan ini membahayakan bagi masyarakat karena bisa menimbulkan berbagai penyakit,” jelas Ummi.

ODF adalah kondisi di mana suatu wilayah sudah terbebas dari buang air besar sembarangan, yakni saluran pembuangan akhir tinja ada di septic tank bukan di saluran air terbuka, seperti selokan atau sungai. Jika suatu wilayah belum mencapai 100% ODF maka dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan berbasis lingkungan.

Satu gram tinja mengandung jutaan bakteri dan virus. Jika tinja dibuang sembarangan maka bakteri dan virus yang terkandung di dalamnya dapat mencemari kualitas air dan tanah sehingga menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti diare, typoid, penyakit kulit, hepatitis, serta meningkatkan risiko terjadinya stunting pada anak-anak.

“Kita perlu melakukan kolaborasi untuk memecahkan masalah ini dengan menurunkan ego sektoral karena ini adalah PR dan kepentingan kita bersama,” jelas Ummi.

Pada awal tahun 2021 sebanyak 76 kelurahan dari 151 kelurahan di Kota Bandung sudah memiliki komitmen untuk membuat wilayahnya mencapai 100% ODF pada akhir tahun 2021. Namun, hal tersebut masih terkendala banyak hal sehingga memerlukan monitoring dan evaluasi secara berkala agar komitmen kewilayahan tetap terjaga dan memiliki progres.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara menekankan agar pertemuan monitoring dan evaluasi ini dapat menghasilkan pemetaan terperinci tentang daerah mana saja yang perlu ditingkatkan pemicuannya dan potensi-potensi yang tersedia untuk meningkatkan capaian ODF di wilayah tersebut.

“Kira-kira sampai akhir tahun ini apa yang bisa diusahakan atau dilakukan oleh kewilayahan dan para stakeholder untuk meningkatkan capaian akses ODF,” kata Ahyani.

Lebih lanjut, ia mendorong kewilayahan dan sanitarian untuk terus berinovasi demi mencapai percepatan ODF sebab ODF menjadi salah satu faktor penentu derajat kesehatan masyarakat.

“ODF juga menjadi salah satu indikator penilaian Kota Sehat dengan nilai minimal ODF 60%. Oleh sebab itu, kita harus terus berupaya mencapai target tersebut,” pungkasnya.

(Humas Dinas Kesehatan Kota Bandung)

Bagikan: