MASALAH ANEMIA PADA REMAJA PUTRI

Oleh : Promkes Dinkes Kota Bandung

Kurangnya asupan zat besi yang cukup dapat menyebabkan masalah anemia pada remaja. Remaja putri memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami anemia karena masa pertumbuhan fisik, pematangan reproduksi, dan transformasi kognitif yang menuntut kebutuhan zat besi yang tinggi. Berdasarkan pada pedoman WHO, remaja dikatakan anemia jika kadar hemoglobin kurang dari 12 mg/dl. Namun, hal ini dapat dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan zat besi, penurunan asupan zat besi, pertumbuhan fisik yang cepat, kehilangan menstruasi, serta kebutuhan zat besi yang tinggi untuk pembentukan hemoglobin.

Remaja yang mengalami masalah anemia bisa mencegah penyakit ini di antaranya dengan membiasakan diri untuk makan teratur serta rajin mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi. Terdapat banyak jenis anemia dengan berbagai faktor penyebab seperti kanker, diabetes, kelainan genetik, kekurangan Vitamin B12, dan lain-lain. Tetapi, penyebab paling umum di balik anemia adalah pengabaian nutrisi yang juga merupakan alasan utama anemia pada remaja putri.

Sementara, penyebab lainnya dapat terjadi karena asupan makanan yang buruk menyebabkan kekurangan zat besi dalam tubuh, kekurangan vitamin penting seperti asam folat, B12, dan Vitamin C. Remaja putri yang sudah menghadapi faktor-faktor risiko ini mungkin menghadapi bahaya tambahan seperti, kehilangan banyak darah saat menstruasi.

Pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri menjadi salah satu masalah kesehatan yang menjadi fokus pemerintah. Kekurangan zat besi merupakan salah satu penyebabnya.

Hal ini disebabkan oleh gaya hidup remaja termasuk kebiasaan asupan gizi yang kurang memadai, kebiasaan minum teh dan kopi, serta kurangnya aktivitas fisik. Di sisi lain, remaja putri membutuhkan lebih banyak zat besi pada masa pertumbuhan dan saat kehilangan darah ketika menstruasi. Oleh karena itu, remaja putri lebih beresiko tinggi mengalami anemia akibat kekurangan zat besi.

Bagikan: