Oleh : Promkes Dinkes Kota Bandung
Saat ini, Indonesia masih dihadapkan pada masalah gizi yaitu stunting dan anemia. Timbulnya masalah gizi ini banyak terjadi pada anak usia di bawah dua tahun yang erat kaitannya dengan persiapan kesehatan dan gizi seorang ibu.
Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Kesehatan Kota Bandung bersama Kementerian Kesehatan, melakukan langkah-langkah pencegahan yang di antaranya menjalankan rekomendasi Isi Piringku.
Dalam satu Isi Piringku harus tersedia lengkap, mulai dari makanan pokok, lauk-pauk, dan sayur serta buah-buahan. Rekomendasi komposisi Isi Piringku dari Dinas Kesehatan dan Kementerian Kesehatan terdiri dari kombinasi 50 persen buah dan sayur, serta 50 persen karbohidrat dan protein dengan pembagian sepertiga lauk dan dua pertiga karbohidrat.
Adapun makanan pokok yang dimaksud bukan hanya nasi, melainkan juga bisa divariasikan dengan kentang, singkong, jagung, sagu, ubi, dan lain-lain.
Sedangkan lauk-pauk dapat berupa protein hewani daging sapi/ayam/unggas, ikan, telur, serta protein nabati tahu, tempe, dan produk olahannya. Untuk sayur dan buah bisa juga berupa sawi, bayam, papaya, jeruk, dan sebagainya.
Bahaya Anemia
Anemia pada remaja memiliki dampak buruk terhadap penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja, dan produktivitas. Selain itu, anemia yang dialami remaja putri akan berdampak lebih serius, karena mereka adalah para calon ibu yang akan hamil dan melahirkan seorang bayi. Hal tersebut dapat memperbesar risiko bayi lahir prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR).
Tidak hanya menerapkan Isi Piringku, para remaja diharapkan bisa menerapkan gaya hidup sehat seperti mencuci tangan pakai sabun, berolahraga, memantau berat badan, minum tablet tambah darah (TTD) dan minum air putih 8 gelas setiap hari.
Dengan cara ini, maka remaja putri tidak hanya menjaga kesehatan sendiri, tapi juga akan berdampak di masa yang akan datang, di mana mareka akan melahirkan generasi yang sehat dan bebas stunting.